Sukses

Menilik Sejarah Gedung Siola Surabaya, Gedung Tua Peninggalan Investor Inggris

Gedung tersebut sempat dimanfaatkan sebagai markas perang oleh masyarakat Surabaya melawan penjajah

Liputan6.com, Jakarta Gedung Siola di Surabaya Jawa Timur menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang masih digunakan hingga saat ini.

Meski demikian, belum banyak yang mengetahui perjalanan sejarah Gedung Siola Surabaya ini. 

Dirangkum dari berbagai sumber, Gedung Siola pertama kali dibangun oleh investor Inggris yang Bernama, Robert Laidlaw. 

Ia juga pemilik salah satu retail terbesar didunia saat itu. Saat itu Gedung tersebut dibangun dengan nama Het Engelsche Warenhuis atau Toko Serba Ada Inggris.

Dahulu juga sempat menjual toko tas dan koper terbesar di Surabaya. Namun, saat Jepang masuk, toko itu diambil alih oleh Jepang dan diganti Nama menjadi Chiyoda. 

Tas dan koper menjadi sangat popular saat itu. Bahkan, hingga kini masih banyak toko tas dan koper yang berada disekitar Gedung Siola.

Pada saat perang, Tahun 1945, Toko Chiyoda berakhir dan berubah menjadi Gedung kosong. Gedung tersebut dimanfaatkan sebagai markas perang oleh masyarakat Surabaya.

Setelah perang berakhir, Gedung itu jadi tidak terurus. Sehingga pada Tahun 1950, Presiden Soekarno memberikan Gedung tersebut kepada Pemkot Surabaya sebagai asset.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mall Hingga Pusat Grosir

Pada Tahun 1960 ada lima pengusaha yang mengontrak gedung. Pemda setempat merespon baik sehingga gedung tersebut diberi nama SIOLA.

Diketahui, Siola merupakan singkatan dari nama lima pengusaha yang mengontrak. Pada saat itu Gedung Siola menjadi primadona Surabaya karena sebagai Mall pertama.

Masa kejayaan gedung siola hingga 30 tahun. Gedung tersebut kemudian tutup karena tidak mampu bersaing dengan Mall Modern.

Seperti Pasar Atum, Pasar Turi, Plaza Surabaya dan Tunjungan Plaza. Sempat menjadi pusat perbelanjaan elektronik dengan nama Tunjungan Center namun tidak bertahan lama.

Kemudian pemerintah memberikan Gedung tersebut kepada Ramayana, dan pada Tahun 2008 Ramayana Departement Store menutup usahanya karena sepi. 

Gedung tersebut sempat diganti nama menjadi Tunjungan City namun gagal. Akhirnya kembali di tangan pemkot Surabaya.

Pada akhirnya Gedung itu menjadi Museum yang diresmikan pada tanggal 2015 oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Walaupun sudah tidak ada lagi nama SIOLA digedung tersebut, nama itu masih melekat di ingatan warga Surabaya.

 

Penulis: Aisyah Salma Izzatunnisa

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.