Sukses

Nikmatnya Olahan Mujair Asap Kuliner Legendaris Sidoarjo

Geliat sentra usaha pengasapan ikan dapat ditemukan paling banyak di desa Permisan dan Penatar Sewu

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur tercatat memiliki potensi di sektor perikanan, khususnya Udang dan Ikan Bandeng. 

Hal tersebut yang kemudian menjadi maskot Kabupaten Sidoarjo hingga saat ini. Olahan ikan tersebut biasanya diasap, kemudian disajikan ketika sudah berwarna kecoklatan.

Salah satunya ikan Mujair Asap yang tidak kalah gurihnya dengan olahan ikan bandeng asap. Geliat sentra usaha pengasapan ikan dapat ditemukan paling banyak di desa Permisan dan Penatar Sewu. 

Kepulan asap yang membubung ke atas dan banyaknya tumpukan tempurung (batok) kelapa. Dijemur di depan rumah warga adalah cara yang paling mudah untuk menemukan pemilik usaha pengasapan ikan mujair ini.

Usaha pengasapan ikan ini sudah berlangsung sejak tahun 1940-an, dan 90 persen warganya menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut. Aktivitas pengasapan ikan mujair biasanya dilakukan sekitar pukul 06.00 hingga 13.00 WIB setiap harinya.

Sebelumnya, setiap pagi dini hari beberapa dari mereka membeli ikan segar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada di lingkar timur Sidoarjo, membeli dari nelayan tampak, atau langsung dari tambak sendiri.

Ikan mujair segar kemudian dibersihkan dan dicuci dengan air mengalir. Setelah itu, ikan ditusuk seperti sate dengan tusuk ikan berbahan besi. 

Tiap tusuknya terdiri dari 10 ikan. Kemudian, ikan yang sudah ditusuk tersebut dipanggang di atas tungku pembakaran. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penopang Usaha Lain

Bahan bakarnya pun hingga saat ini masih menggunakan tempurung kelapa, hal ini karena tempurung kelapa dapat menghasilkan bara yang stabil. Sebab, yang dibutuhkan untuk memanggang bukan api, melainkan asapnya. 

Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam sampai ikan mujair terlihat berwarna kecoklatan.

Usaha penopang pengasapan ikan mujair ini cukup beragam, seperti petambak yang membudidayakan ikan, penjual ikan segar atau pemasok. 

Usaha yang tidak bersinggungan lainnya seperti penjual batok kelapa, pembuatan petis ikan, kerupuk ikan, penjual ikan mujair asap siap saji dan lain sebagainya.

Ikan mujair ketika dijual di pasar-pasar tradisional dipatok harga sekitar 30.000-an rupiah perkilonya. Sedangkan ketika sudah dalam wujud olahan ikan mujair asap, harganya menjadi 60.000 sampai 65.000 rupiah. 

Harga yang terpaut jauh tersebut dikarenakan ketika ikan sudah dalam bentuk olahan, kandungan air dan kotoran yang terkandung di dalamnya berkurang.

Masyarakat yang memiliki usaha pengasapan tersebut paling sedikit menghabiskan 2,5 sampai 3 kuintal tiap hari. 

Hasil pengasapan tersebut didistribusikan langsung di pasar-pasar tradisional, seperti Pasar Porong, Pasar Krembung, Pasar Tulangan, Pasar Sidoarjo, Pasar Sedati dan Pasar Mojosari.

Usaha ikan mujair asap ini telah menyentuh perhatian beberapa pihak karena sangat berkontribusi dalam ekonomi rakyat lokal di kota Delta. 

Bantuan untuk membuat sentra usaha ini semakin besar telah dicoba oleh pemerintah dengan pembangunan pelelangan ikan di Wilayah Jabon, seperti Wisata Bahari Tlocor agar dapat memangkas dana mobilitas ke dermaga kota.

Santapan tradisional ini akan tidak kalah gurihnya dengan ikan bandeng asap saat dimakan dengan sambal terasi. Nah, bagi para food traveler jangan pernah mengaku pernah berkunjung ke kota ini jika belum mencicipi santapan ikan segar yang menggiurkan ini yaa!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.