Sukses

Sejumlah Pasar Hewan Ditutup Antisipasi Penyebaran PMK

Pemerintah menutup sementara sejumlah pasar hewan,seiring ditemukannya kasus PMK (penyakit mulut dan kuku)

Liputan6.com, Jakarta Mengantisipasi penyebaran yang semakin luas , Pemerintah menutup sementara sejumlah pasar hewan,seiring ditemukannya kasus PMK (penyakit mulut dan kuku) yang menyerang hewan ternak di Lamongan.

Seperti diketahui kasus PMK terlacak di Lamongan ini bersamaan dengan 3 Kabupaten lain di Jawa Timur yakni Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto. Temuan penyakit yang menyerang ternak berkuku belah seperti sapi, kambing, kerbau, domba, dan babi ini berdasarkan hasil laboratorium yang dilakukan pada tanggal 5 Mei lslu.

Sementara itu data yang ada, Indonesia sendiri telah dinyatakan bebas dari PMK sejak tahun 1986 silam. Sehingga masuknya virus PMK ke Indonesia ini diperkirakan akibat dari impor ilegal kambing/domba dari negara yang belum terbebas dari PMK.

Hal ini diungkapkan langssung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Lamongan pada Minggu (8/5/2022) yang didampingi Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani.

Menurutnya, kunjungan ini digelar dalam rangka peninjauan pengobatan wabah PMK. Oleh sebab itu, ungkap Khofifah, pemerintah provinsi dan daerah yang terjangkit segera melakukan koordinasi bersama Dirjen peternakan dan kesehatan hewan, pusvetma (pusat veteriner farma), dan BBVET (Balai Besar Veteriner).

Ia juga menambahkan  Pemerintah Provinsi dan Daerah juga melakukan tindakan pada hewan yang terkonfirmasi PMK dengan memberikan suntikan obat-obatan berupa analgesik, antibiotik, serta vitamin.

“Pendekatannya relatif agak mirip dengan pengendalian covid-19, sehingga yang ditemukan positif PMK maka harus diisolasi. Ternak dari daerah yang terkonfirmasi PMK jangan keluar, dan yang di luar jangan masuk, sambil proses pengobatan berlangsung,” ujar Khofifah.

Selain tentunya menjelaskan, memngenai proses penyebaran PMK ini disinyalir melalui angin dan karbon, sehingga radius angin tersebut memungkinkan penyebarannya bisa cepat terjadi. Selain itu, tambahnya, penyebaran tersebut juga bisa melalui lendir, sehingga 1 kandang ternak bisa berpontensi tertular.

 

 

Untuk itu,ia mengimbau agar pasar hewan harus ditutup sementara. Dengan begitu, kasus PMK yang terjadi di Lamongan bisa berangsur membaik kondisinya.

“Pelacakan dan pengujian telah dilakukan oleh tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan hingga 6 Mei, dan diperoleh hasil 4 dari 27 kecamatan di Lamongan terserang suspect PMK, yakni Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, dan Turi,” ungkap Bupati Yuhronur.

Secara rinci Yuhronur mengatakan bahwa total populasi yang terjangkit di Kabupaten Lamongan ada 215 ekor dari 23 peternak. Sehingga para peternak langsung diedukasi agar ternaknya yang sakit untuk tidak dijual. Lalu juga dilakukan pengobatan simtomatik dan supportif pada kasus, serta melakukan kerjasama lintas sektoral.

“Untuk sementara pasar hewan dilakukan penutupan, ini kita maksudkan untuk menghindari penularan yang lebih besar lagi di Lamongan. Mencegah masuknya ternak baru dan keluarnya ternak yang sakit, saya harap masyarakat tetap tenang dan tidak panic selling, Insya Allah semua akan baik-baik saja,” pungkasnya.

Simak juga video berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.