Sukses

Cerita Wanita Asal Bojonegoro Menyulap Tomat Menjadi Kurma

Awal mula membuat makanan yang dikenal dengan kurma tomat hingga menjadii Kurma Jowo

Liputan6.com, Jakarta Kurma memang identik dengan buah dari Timur Tengah yang selalu ada di setiap bulan Puasa Ramadhan.

Namun tangan kreatif Sri Endah Wahyuningsih, ibu rumah tangga asal Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro Kurma bisa dibuat dari bahan lain.

Sri Endah mengatakan bisa membuat makanan kurma dengan bahan dasar dari tomat. 

Endah menceritakan, awal mula membuat makanan yang dikenal dengan kurma tomat, atau ia beri nama dengan kurma jowo, sebab dirinya yang gemar mengonsumsi tomat sejak duduk di bangku SMA. 

Apalagi di sekitar rumahnya melimpah tomat, yakni saat tinggal di Kota Malang.

"Dulu mulai belajar membuat kurma tomat itu sejak tahun 1992, waktu itu belajar buat sama adik, dan saya sajikan sebagai camilan lebaran, ternyata banyak yang suka dan pesan," ungkapnya, Selasa (5/4/2022). 

Setelah kembali ke Bojonegoro, Endah berniat untuk mengenalkan produknya tersebut di Bojonegoro dengan terlebih dahulu mengurus PIRT. 

Selang satu tahun izin produknya keluar pada tahun 2010, dan produknya mulai diterima di toko aneka camilan dan supermarket di Bojonegoro.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sempat Ditolak

"Dulu tidak langsung diterima, sempat ditolak Bravo juga karena kemasannya yang kurang menarik, karena waktu itu hanya saya kemas dengan plastik dan mika biasa dengan label kertas fotocopy hasil dari design anak saya yang masih duduk di bangku SMP," bebernya. 

Dirinya diundang oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), yang sedang mengumpulkan produk unggulan daerah. 

Kemudian Disperinaker mempromosikan produknya melalui website hingga menarik pembeli asal Bandung. Tak hanya itu, pelanggan kurma jawa pun bayak yang berasal dari luar daerah seperti halnya Bali, Kalimantan, Surabaya, Mojokerto, Malang.

Endah menambahkan, penjualan kurma tomat sempat naik turun karena kemasan yang ia pasarkan cukup besar. Setelah dapat saran dari teman sekitar untuk membuat kemasan yang lebih ekonomis, dan mulailah dikemas 1 ons ternyata peminatnya stabil hingga sekarang.

"Seiring dengan berkembangnya zaman saya sekarang ganti kemasan dengan standing pouch, juga pemasarannya bertambah luas," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.