Sukses

Polisi Selidiki Viral Aksi Perundungan Siswa SMP 1 Muhammadiyah Jember

Korban dan pelaku sebenarnya telah damai, namun pihak kepolisian memastikan bahwa proses hukum dalam kasus tersebut akan tetap berjalan.

Liputan6.com, Jember - Sebuah video perundungan yang dilakukan oleh sejumlah siswa sekolah menengah pertama (SMP) viral di berbagai platform media sosial sejak beberapa hari terakhir. Belakangan diketahui aksi bullying tersebut terjadi di salah satu SMP yang berada di ruang Kelas VII SMP 1 Muhammadiyah Paleran, Kecamatan Umbulsari, Jember.

Kapolsek Umbulsari, AKP Murgianto mengatakan setelah diselidiki, aksi perundungan tersebut terjadi pada 25 Februari 2022 lalu. Adapun korban dalam insiden tersebut adalah ZL (14). 

"ZL adalah siswa SMP 1 Muhammadiyah Paleran," kata Murgianto saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Minggu (20/3/2022).

Setelah viral, video tersebut akhirnya diketahui oleh kakak kandung ZL. Tanpa pikir panjang ZL dan kakaknya pun langsung membuat laporan polisi atas kejadian tersebut. 

"Selanjutnya video itu sampai ke kakak korban. Kemudian didampingi kakak korban lapor ke polisi," sambungnya.

Para pelaku dan korban sendiri sebenarnya telah didamaikan. Proses mediasi melalui jalur kekeluargaan itu dilakukan di sekolah setelah kejadian tersebut menyedot perhatian publik.

Meksi telah damai, Murgianto memastikan bahwa proses hukum dalam aski perundungan itu tetap berlanjut. Korban saat ini telah menjalani visum, sementara dua terduga pelaku yang merupakan teman korban bakal diperiksa. 

"Kita akan panggil untuk pemeriksaan saksi, yakni kepala sekolah, dua orang terduga pelaku, dan korban," imbuhnya.

Murgianto menyebutkan dari hasil penyelidikan sementara, pihaknya menduga ZL di-bully karena persoalan perempuan. "Dugaan sementara masalah perempuan," ucapnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengakuan Korban

 

Terpisah, korban ZL saat dikonfirmasi membenarkan tindakan diduga perundungan yang dialami olehnya. Siswa SMP 1 Muhammadiyah itu juga mengaku tidak melawan, meski memiliki postur tubuh lebih besar dari dua orang terduga pelaku.

ZL juga mengaku bahwa dua pelaku perundungan itu adalah teman sekelasnya berinisial DD dan adik kelasnya yang berinisial MQ. Insiden itu pun terjadi karena kesalah pahaman antara MQ dan ZL.

"Awalnya selesai salat Dhuha, saat berjalan menuju kelas, saya niat bercanda menepuk punggung MQ. Tapi dia kaget dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas," kata ZL.

Setelah kejadian tersebut DD dan MQ lalu menggelandang ZL ke salah satu kelas dan mengunci ZL dari dalam. DD dan MQ lalu menganiaya ZL sementara seorang siswa perempuan lainnya merekam kejadian itu dengan gawai miliknya. 

ZL saat itu dipukul dan ditendang oleh DD dan MQ. Tak hanya itu, sejumlah kalimat-kalimat tak pantas terlontar dari mulu kedua pelaku kepada ZL. 

"Di kelas ada 18 siswa. Tapi hanya dua siswa yang melerai. Tapi tidak mempan. Justru MQ dan DD terus memukul," terangnya.

ZL sendiri tak melakukan peralwanan saat dirundung oleh DD dan MQ. ZL mengaku tak melawan lantaran tak ingin kejadian tersebut menjadi semakin runyam

"Biar tidak apa-apa," tutupnya singkat. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.