Sukses

Gubernur Khofifah Sebut Pola Pendidikan Pesantren Jawab Tantangan Industri Masa Depan

Selain pendekatan ilmu pengetahuan juga pendekatan religiusitas seperti istikharah. Menurutnya, dalam pendekatan industri masa depan, pemecahan masalah ternyata merupakan kebutuhan tertinggi.

Liputan6.com, Jatim - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut pola pendidikan pesantren menjadikan lulusannya memiliki kemampuan complex problem solving yang dibutuhkan di era industri 4.0 dan industri masa depan.

Complex problem solving yakni kemampuan memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya dalam dunia nyata.

Dari sepuluh skill yang dibutuhkan dalam era industri masa depan prosentase kebutuhan tertinggi adalah complex problem solving 36 persen sementara social skill 19 persen dan process skill 18 persen.

Menurut Khofifah, pendidikan di pondok pesantren mengajarkan seluruh santrinya mampu memecahkan permasalahan yang kompleks dengan cara-cara yang kreatif.

Selain pendekatan ilmu pengetahuan juga pendekatan religiusitas seperti istikharah. Menurutnya, dalam pendekatan industri masa depan, pemecahan masalah ternyata merupakan kebutuhan tertinggi.

"Mulai dari kompleksitas masalah, ekosistem yang tiba-tiba berubah, kepastian mencari jawaban, banyak sektor terdisrupsi," ujar Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Haflah Ikhtitamiddurus dan Alfiyyah Ibni Malik di Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Senin (7/3/2022).

Khofifah mengatakan, kemampuan mengatasi masalah yang kompleks didapatkan santri setiap hari melalui berbagai bentuk kajian kitab kuning dan kajian sosial kemasyarakatan serta keagamaan serta istikamah ibadah yang dilakukan.

Hal tersebut, lanjutnya melatih mereka menghadapi masalah dengan tenang, mengidentifikasi solusi dengan detail dan berpegang teguh pada sisi referensi keagamaan.

"Maka, kalau diurai betul, mereka bisa memiliki kemampuan skill complex problem solving ini dengan terus mengasahnya tiap hari," ujarnya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Integrasi ke Sosial Masyarakat

Maka dari itu, Khofifah mengajak para santri untuk mengamalkan apa yang mereka peroleh di pesantren untuk membina dan menjaga masyarakat.

Sebab, di tengah krisis pandemi dan tantangan ekonomi, apa yang mereka miliki akan sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan kepastian dan ketenangan hidup.

"Memang betul bahwa kita butuh transformasi digital, tapi bagaimana kita harus menyelaraskannya," jelasnya.

Di akhir, Khofifah kemudian berharap agar pendekatan complex problem solving di pondok pesantren bisa diintegrasikan ke permasalahan hidup masyarakat lainnya.

Di mana, orang-orang dapat menyelesaikan masalah dengan metode serupa. Lebih luas lagi dalam mencari solusi berbagai kompleksitas masalah bangsa dan negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.