Sukses

Kuliner Legendaris Surabaya Ini Diambil Dari Kebiasaan Pedagangnya Sendiri

Kuliner ini sudah sangat melegenda di Kota Surabaya sehingga memiliki sejarah yang panjang

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tak kenal dengan lontong balap, salah satu makanan khas Kota Surabaya ini sudah menjadi kuliner yang wajib di cicipi bilamana berkunjung ke Kota Pahlawan.

Bukan hanya rasanya yang khas, kuliner yang satu ini memiliki nama yang unik. Banyak yang mengira jika dinamai lontong balap karena rasanya yang enak hingga harus balapan untuk memakannya.

Eits, hal itu baru dugaan semata. Untuk lebih jelasnya yuk simak penjelasan mengenai sejarah Kuliner Surabaya yang satu ini.

Kuliner yang satu ini sudah sangat melegenda di Kota Surabaya sehingga memiliki sejarah yang panjang. Diceritakan bila makanan ini diketahui sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Dikisahkan saat itu pedagang Lontong Balap selalu menggunakan kemaron besar tanah liat yang dibakar sebagai tempat kuah makanan ini. 

Mayoritas saat itu, pedagang Lontong Balap berjualan dengan cara di pikul dan berkeliling ke seantero wilayah Kota Surabaya.

Akan tetapi dengan berjalannya waktu, pedagang Lontong Balap menggunakan panci yang terbuat dari alumunium sebagai tempat kuah. 

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rebutan Pembeli

Para penjual hidangan ini saling rebutan pembeli kala menjual dagangannya. 

Selain itu, para penjualnya juga terlihat terburu-buru dan berjalan cepat menuju ke Pasar Wonokromo. 

Mengapa mereka menuju Pasar Wonokromo? Karena penjualnya didominasi dari penduduk sekitaran Wonokromo sehingga mereka menjadikan Pasar Wonokromo sebagai markas terakhir untuk berdagang.

Karena saat berdagang selalu berjalan kaki dengan cepat, maka banyak orang menyebutnya seperti balapan. Hal inilah yang menjadikan mereka disebut sebagai pedagang Lontong Balap. 

Dari situlah nama lontong balap bermula.

Jadi jangan sangka lagi yang aneh-aneh soal nama yang disematkan pada kuliner yang satu ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.