Sukses

Imlek Menghitung Hari, Penjualan Dupa di Malang Meningkat

Dupa tidak hanya dipergunakan untuk acara keagamaan saja, akan tetapi juga dimanfaatkan untuk medium relaksasi. Sehingga permintaan akan semakin tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Perayaan imlek tinggal menghitung hari, permintaan produk dupa di Kota Malang, Jawa Timur beberapa waktu terakhir dilaporkan mengalami peningkatan.

Salah satu pemilik usaha rumahan, Rosa Amalia mengatakan bahwa kenaikan permintaan produk dupa yang diproduksinya mengalami kenaikan hingga 20 persen dibanding kondisi sebelumnya.

"Sekarang ada kenaikan permintaan bahkan hingga 20 persen," katanya yang dikutip dari Antara.

Ia menyebut, permintaan produk dupa tidak hanya berasal dari pasar lokal saja, namun juga berasal dari pasar internasional.

Menurut Rosa, hari ini dupa tidak hanya dipergunakan untuk acara keagamaan saja, akan tetapi juga dimanfaatkan untuk medium relaksasi. Sehingga permintaan akan semakin tinggi.

"Selama ini (permintaan) juga datang dari Singapura serta Rusia. Saat ini, sehingga belanja bahan baku juga mengalami peningkatan," kata dia.

Rosa mengatakan pada hari-hari sebelumnya kebutuhan salah satu bahan baku produksi dupa berupa lidi juga mengalami peningkatan.

"Menjelang Imlek kali ini, produksi lidi bahkan hingga dua kali lipat. Dalam kondisi normal, saya bisa menghasilkan Rp10 juta, sedangkan sekarang bisa hingga kenaikan Rp12-13 juta," ujarnya.

Selanjutnya, Rosa mengatakan dari berbagai jenis dupa, dupa jenis lidi merupakan produk yang sangat diminati pasar. Terutama untuk produk dupa dikombinasikan dengan berbagai aroma bunga dan wewangian lainnya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Varian Dupa

Oleh karena itu, rumah produksinya juga turut memproduksi lebih dari 45 jenis varian aroma dupa.

"Sekarang dupa bukan lagi identik dengan suatu kegiatan ritual, tetapi banyak yang memanfaatkan untuk terapi atau relaksasi juga," jelasnya.

Berbeda dengan teori ekonomi, Pihaknya menyebut harga dupa tidak mengalami kenaikan meskipun adanya kenaikan permintaan.

"Harganya berkisar mulai Rp18 ribu hingga lebih dari Rp300 ribu, dan itu harga normal," Katanya.

 

Sonya Andomo

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.