Sukses

Kasus DBD Menggila, DPRD Surabaya Desak Pemerintah Galakkan Fogging

Selain itu DPRD Surabaya juga meminta pemerintah gencar melakukan berbagai upaya preventif.

Liputan6.com, Surabaya - Kasus kematian akibat Demam Berdarah Dounge (DBD) di Jawa Timur terus meningkat. Menyikapi kejadian itu, Wakil Ketua Komisi D Bidang Pendidikan dan Kesehatan DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati mendesak agar Pemkot segera melakukan pengasapan ke beberapa wilayah di Kota Surabaya.

"Agar Pemkot melakukan pemetaan, untuk wilayah- wilayah yang terdata rawan penularan DBD ini agar segera dilakukan pengasapan (Fogging),"kata Ajeng, Jumat (28/01/2022).

Ajeng menjelaskan, data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mencatat, total pasien DBD di rumah sakit mulai menginjak angka ratusan pasien dan terus menunjukan tren penambahan setiap hari.

Dinkes Surabaya mencatat saat ini, RS Soewandhi telah merawat sebanyak 46 pasien, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) ada sebanyak 22 pasien, dan 31 pasien lainnya yang melakukan rawat jalan di beberapa kecamatan di Surabaya.

"Fogging sebaiknya dilakukan,terlepas penting atau tidaknya minimal ada upaya pencegahan. Pemkot sudah memiliki anggaran besar, sebaiknya preventifnya juga ditingkatkan," tegas Ajeng.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosialisasi dan Edukasi

Selain langkah pengasapan lanjut Anggota DPRD Surabaya dari Fraksi Gerindra juga meminta adanya sosialisasi dan edukasi lagi tentang pencegahan DBD ke setiap warga. Seperti halnya digitalisasi informasi, dalam bentuk video pencegahan dan penanganan DBD.

"Agar Pemkot secepatnya mengambil langkah-langkah, Satgas kesehatan diterjunkan, edukasi cepat dan bisa secara online karena sekarang sudah serba digital untuk menghindari berkerumun dengan warga," imbau Ajeng.

Menyikapi persoalan ini kata Ajeng, sejatinya Pemkot Surabaya telah memiliki program penanganan DBD. Bahkan Dinkes telah menyampaikan kajian secara ilmiah bahwa kenaikan DBD ditengarai siklus 3 tahunan.

"Kajian secara ilmiah sudah disampaikan Dinkes, sehingga petugas yang dilapangan ini jangan hanya menerima laporan saja, ada keluhan kasus, ada permintaan warga langsung ditangani,"jelasnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh warga Surabaya agar lebih menjaga kebersihan lingkungan dan taat terhadap 3 M seperti menguras, menutup dan mengubur barang bekas agar penularan DBD di Surabaya bisa ditekan.

"Mari kita tegakkan kembali 3 M, agar lingkungan kita bersih dan tentunya ini adalah salah satu langkah agar penularan DBD bisa kita tekan bersama," Ajeng Wira Wati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.